Matahari Melaporkan Penjualan Rp 4,6 Triliun di Tengah Kondisi Pasar yang Lesu

Matahari Melaporkan Penjualan Rp 4,6 Triliun di Tengah Kondisi Pasar yang Lesu

Highlights:

· Penjualan 1Q25: Rp 4,6 triliun, naik 24,6% YoY

· Margin Kotor: Meningkat menjadi 35,4% dari 34,9% di 1Q24

· EBITDA: Tumbuh 66,1% menjadi Rp 863 miliar

· Laba Bersih: Hampir dua kali lipat menjadi Rp 643 miliar, naik 97,3%

Matahari (kode saham: "LPPF") hari ini melaporkan hasil keuangannya untuk kuartal pertama yang berakhir pada 31 Maret 2025. Perseroan mencapai total penjualan sebesar Rp 4,6 triliun, mencerminkan peningkatan 24,6% dari tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh pergeseran waktu periode Lebaran. Same-Store Sales Growth (SSSG) selama musim Lebaran tercatat sebesar -4,3%.

Margin Kotor meningkat menjadi 35,4%, naik dari 34,9% tahun lalu, didukung oleh berbagai macam produk yang lebih baru. EBITDA naik 66,1% menjadi Rp 863 miliar didorong oleh pergeseran Lebaran, sementara biaya operasional tetap stabil. Laba Bersih tumbuh menjadi Rp 643 miliar, didukung lebih rendahnya biaya pembiayaan.

Deskripsi (dalam miliar Rp)

1Q 2025

1Q 2024

Variance

Penjualan Kotor

4.648

3.731

24,6%

Pendapatan Bersih

2.392

1.968

21,5%

%Margin Kotor

35,4%

34,9%

 

EBITDA

863

519

66,1%

Laba Bersih

643

326

97,3%

 

Matahari terus menjalankan prioritas strategisnya yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas. Upaya tersebut meliputi optimalisasi gerai, yang difokuskan pada peningkatan produktivitas ruang dan efisiensi tenaga kerja, serta peningkatan pengadaan dengan merampingkan operasinya untuk menurunkan biaya produk.

Pengembangan berbagai macam barang juga tetap menjadi prioritas utama bagi Perseroan. Inisiatif tersebut meliputi kolaborasi dengan vendor konsinyasi untuk memperkuat koleksi dan merekrut merek-merek baru. Merek-merek eksklusif Perseroan, SUKO dan ZES, mendapatkan momentum dengan SUKO mencapai pertumbuhan 73% selama periode Lebaran, didukung oleh peluncuran SUKO GO. SUKO juga berencana untuk memasuki segmen anak-anak di akhir tahun. Ekspansi ke kategori-kategori baru, seperti kategori Home and Living juga sedang berlangsung.

Inisiatif omnichannel difokuskan pada perluasan keterjangkauan ragam produk dan peningkatan keterlibatan digital. Hal ini akan dicapai melalui program pelibatan vendor konsinyasi dan strategi pemenuhan pesanan dari gerai untuk marketplace pihak ketiga, serta meningkatkan keterlibatan pelanggan melalui inisiatif livestreaming dan program loyalitas.

Monish Mansukhani, CEO Matahari, menyatakan, “Kinerja kuartal pertama kami mencerminkan tantangan pasar saat ini, terutama dampak dari lesunya belanja konsumen selama musim Lebaran. Meskipun menghadapi tantangan ini, kami tetap fokus untuk memperkuat model operasi kami guna menghadirkan ragam produk yang berfokus pada pelanggan dan memastikan saluran penjualan kami terus diminati pelanggan kami”.